top of page
01.jpg

Masih m̶u̶n̶g̶k̶i̶n̶ ada masa depan seni?

15 Oktober 2020

Melalui kanal Zoom

Seri Diskusi Afternoon Tea #46
07.jpg

Sejak tahun 2017, SSAS bekerja sama dengan Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan berusaha menghadirkan pembahasan topik-topik kesenian yang dekat dengan keseharian para praktisi kesenian, dan pada tahun 2020 kami tetap akan melaksanakan program diskusi ini kendati mengubah formatnya menjadi daring/virtual. Pada edisi yang ke-46, Afternoon Tea mengangkat tema transhumanisme.

"Markus Du Sautoy mencoba menyelami ketakutan-ketakutan manusia akan sisi gelap dominasi kecerdasan buatan (AI –artificial intelligence). Bagi Du Sautoy ketakutan manusia akan kepunahan di tangan AI benar dan sekaligus tidak. Benar karena memang pada akhirnya kreativitas manusia adalah perkara memesin. Tidak perlu kuatir, kata Du Sautoy, semua praduga kita bahwa AI akan mampu belajar menjadi lebih kreatif dari manusia adalah keniscayaan –kepastian yang tinggal kita tunggu dan sambut kedatangannya. Namun, algoritma manusia –uniknya menurut Du Sautoy – bukanlah sebuah algoritma yang supercerdas, tetapi sebuah algoritma yang sangat sangat fleksibel."


Pada Afternoon Tea kali ini kami mengundang Bandu Darmawan —seorang seniman/praktisi intermedia, untuk menceritakan sedikit banyak terkait peran kecerdasan pada karya-karya yang dibuatnya. Secara bersamaan, diskusi ini mencoba mencari jawaban jauh ke belakang tentang kebersenian manusia yang sudah selalu ada dari semesta. Peran seniman sebagai pengingat akhirnya menjadi sentral di titik ini karena manusia dengan segala kode genetiknya sebenarnya adalah bagian —tidak terpisahkan dari alam semesta yang sudah selalu menjadi 'muse'. Setiap gerak alam semesta adalah pada dasarnya adalah sebuah gerak artistik inspiratif yang tidak berbatas.
07.jpg

Bandu Darmawan

Lahir pada tahun 1989, Bandu adalah salah seorang perupa intermedia Indonesia. Dalam karya-karyanya, Ia sering mengolah berbagai media baru — atau pun kecerdasan buatan Upayanya bereksperimen dalam praktik-praktik kesenian telah membawa Bandu ke dalam beberapa diskursus kolektif, inisiatif seni, pameran dan residensi — dalam maupun luar negeri. Salah satu partisipasinya sebagai seniman dapat dilihat dalam Bandung Contemporary Art Award #6 2019 dan Bandung New Emergence #6 tahun 2016.

Mardohar B. B. Simanjuntak

Lahir pada tahun 1977, Mardohar B.B. Simanjuntak adalah dosen estetika di Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung. Selain aktif mengajar dan meneliti di universitas, juga menjadi pegiat fotografi independen dan menjadi pembicara di forum seperti Seminar Estetik “Larut” yang diadakan oleh Galeri Nasional Indonesia, moderator di berbagai forum kebudayaan, menulis buku tentang estetika, filsafat dan politik, dan turut pula berpartisipasi dalam pameran kelompok yang diadakan di Bandung.

 

Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:

Adytria Negara

Program Manager

program@selasarsunaryo.com

+62 851-9500-4505

bottom of page