Bandung Photo Showcase (BPS) merupakan program yang dibentuk oleh KOMVNI Photo Collective, Distorted Darkroom, Black Man Ray (BMR), Bungkus dan beberapa praktisi fotografi di Kota Bandung. Program ini mengakomodasi perkembangan kekaryaan yang berbasis fotografi dalam konteks medium personal, baik dari perkembangan historis, wacana, dan kritik dari berbagai perspektif. Diinisiasi pada tahun 2015 berkolaborasi dengan Indonesia France Institute (IFI), Selasar Sunaryo Art Space, Lawangwangi Artsociates, dan Galeri Soemardja ITB, BPS memuat program pameran, lokakarya, roundtable discussion, baik dari komunitas, institusi akademik, kaum profesional, seniman, dan peneliti dari Indonesia dan mancanegara. Program BPS diproyeksikan menjadi sebuah festival triennale fotografi yang selalu membawa wacana mutakhir praktik fotografi dari berbagai latar belakang budaya dengan tujuan membangun wacana fotografi yang merespon fenomena fotografi secara global.
"Sebagai sebuah media yang menghasilkan produk visual dan lahir di era Revolusi Industri, fotografi telah bersinggungan secara langsung bahkan terlibat dalam perkembangan estetika visual pasca Revolusi Industri di berbagai belahan dunia. Di lain sisi fotografi menjadi sebuah komoditas industri yang membentuk budaya visual hingga hari ini seiring dengan perkembangan teknologi medianya. Penggunaan kamera yang memproduksi citra fotografis saat ini seakan telah bersenyawa dengan setiap individu, mulai kamera pada smartphone hingga kamera beresolusi tinggi, ditambah kamera-kamera surveillance seperti CCTV dan lain sebagainya. Pembahasan ihwal fotografi, selayaknya tidak hanya sekedar menyentuh perkembangan teknologinya saja, namun wilayah wacana, dampak di masyarakat, habitus, dan pendekatan estetika visualnya juga harusnya menjadi pembahasan yang lebih serius."
Invasion of The Lens: Culture Resistance and Aesthetic ini adalah sebuah pameran yang melibatkan praktisi fotografi kontemporer sekaligus akademisi dari berbagai negara dan latar belakang budaya. Keragaman tersebut diharapkan dapat memberi tawaran berbagai pendekatan dan cara merespon yang menarik melalui medium fotografi.
Berbagai pengalaman domestik, memori kolektif dari setiap seniman, selalu memunculkan kegelisahan, gugatan, kritik, terhadap kondisi dan identitas individu yang kemudian ditransformasikan melalui visual fotografi. Berada di antara identitas kolektif dan identitas personal, menempatkan seniman dan karyanya sebagai titik temu antara sistem budaya dan personal estetik-nya.
Kurator
Henrycus Napitsunargo
Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:
Adytria Negara
Program Manager
+62 851-9500-4505