Pematung kontemporer Wiyoga Muhardanto memiliki praktik artistik yang khas. Dengan teknik patung konvensional ia seringkali melakukan intervensi pada asosiasi-asosiasi benda-benda keseharian. Intervensi itu hadir misalnya dengan mengombinasikan citraan trimatra dua benda keseharian yang berbeda maupun mengganti materialnya dengan material lain. Objek-objek yang kehilangan fungsi ini menjadi kritik terhadap obsesi konsumsi manusia.

Kritik ini hadir juga pada karya Obese dengan wujud irisan bagian dada hingga perut seorang pria tambun. Pada beberapa bagian permukaan tubuh ini muncul benda-benda konsumer seperti kacamata, kaleng parfum dan dompet yang menyaran pada mutasi. Karya ini bisa mengibaratkan sistem metabolisme tubuh yang tidak lagi bergantung kepada energi, melainkan kepada benda-benda konsumer atau hasrat-hasrat konsumsi.