top of page

U R My Inspiration 😊✨

3 Maret –
25 Juni 2023

Ruang B,
Selasar Sunaryo
Art Space

Love Letters to the *** World

Kurator:
Krishnamurti Suparka
07.jpg

Beyond Crap (BC) lahir pada tahun 2019. Ia adalah buah pikiran dari seseorang yang Anda kenal, atau seseorang yang Anda pikir Anda tahu; yang identitas aslinya lebih baik tetap menjadi misteri hingga kelak ada pemberitahuan selanjutnya; atau hingga suatu saat ada seseorang yang berlagak pintar memutuskan untuk menyingkapkan identitasnya karena ingin numpang tenar.

"U R My Inspiration 😊✨: Love Letters to the *** World, merupakan judul pameran yang dipilih, sengaja untuk menyiratkan susunan kata-katanya. Serangkaian surat cinta yang didedikasikan pada dunia '***' yang sengaja disamarkan. Penyamaran ini barangkali akan membuat pemirsa menerka-nerka dalam kebingungan, atau sebaliknya malah pemirsa akan mudah menebaknya sebab “surat cinta” itu kini dikemas secara khusus menjadi pameran seni rupa di galeri."
topi naga - 2017.jpg
Apa yang kita anggap sebagai “surat cinta” ini hadir dalam wujud bahasa komik strip yang ter-apropriasi. Gaya dan perilakunya vintage, mencerminkan kegemaran dan rujukan BC pada salah satu masa keemasan ilustrasi di Amerika Serikat, era 40-an, 50-an, dan 60-an. Dengan mengutip Abner Graboff, Peter Arno, dan Charles Addams sebagai inspirasi utama, BC pada dasarnya meragakan aspek tertentu dari karya mereka baik dalam pengertian teknis maupun penggayaan. BC adalah bagian dari generasi yang secara alami terbiasa dengan platform daring dan dunia digital. Natural sekali jika BC menemukan rujukan artistiknya melalui Pinterest, Instagram, dan Google Images. Bahwa Beyond Crap dilahirkan secara khusus untuk “dunia Instagram” juga menjadi petunjuk tersendiri. Walaupun ini bukanlah pameran dalam wujud material/fisk pertama BC, transisi dari virtual ke raga tersebut adalah perkembangan logis yang seolah mencerminkan upaya BC untuk menelusuri (atau kembali) ke “akar”. Dari efisiensi iPad yang serba bersicepat, juga kemudahan yang disediakan gawai untuk berkreasi, berpindah pada pemilahan warna manual dan proses penyesuaian ukuran, yang serba lamban memakan waktu.
Tapi mari kita berpindah dari aspek fenomenologikal untuk kembali pada tematik, agar fokus pada area yang disiratkan oleh judul pameran. Jelas ada humor di dalamnya. Menyusuri gambar demi gambar, pemirsa akan mendapatkan skenario atau kejadian yang mungkin terasa akrab, tergantung pada seberapa Anda terbiasa dengan kenyataan yang sedang direpresentasikan. Terlepas dari pengetahuan Anda tentang narasi yang sedang disasar, aspek emosi atau perasaan yang ditunjukan oleh karakter-karakter pada gambar, semestinya tetap cukup jelas terlihat. Identitas kuasi-rahasia Beyond Crap jadi penting di sini. Pada satu sisi, identitas kuasi-rahasia ini bisa dibaca serupa dengan ketidak-bernamaan grafiti atau seni jalanan pada umumnya. Pada sisi lain, kita tahu bagaimana “alter ego” memainkan peranan penting dalam seni dan bidang-bidang serupa, seperti misalnya pada kasus-kasus Rrose Selavy, Ziggy Stardust, SAMO, Bob & Roberta Smith, serta Banksy; untuk sekadar menyebut beberapa contoh. Alter ego memungkinkan seseorang untuk mengadopsi kepribadian yang berbeda yang dalam keadaan normal akan terkurung atau ditekan. Dalam kasus karya BC, di mana humor dan sarkasme memainkan peran utama, alter ego ini bisa dirujukkan pada “court jester” – sebuah stereotip sosok pada zaman pertengahan yang dapat menyajikan hiburan pada pengunjung melalui cerita, nyanyian, dan tawa, sambil pada saat yang sama mengkritik atau mengejek kaum bangsawan tanpa takut akan konsekuensinya. Ini adalah keistimewaan alter ego.

Sampai di sini, apa atau siapa yang dituju oleh “surat-surat cinta” ini semestinya sudah jelas.

 

 

Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:

Adytria Negara

Program Manager

program@selasarsunaryo.com

+62 851-9500-4505

bottom of page