The Turn of the Fifth Age adalah pameran yang diinsiasi Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) di Bandung, Indonesia, bekerja sama dengan Taipei Contemporary Art Center (TCAC) di Taipei, Taiwan. SSAS adalah sebuah ruang dan organisasi nirlaba yang bertujuan mendukung pengembangan praktik dan pengkajian seni dan kebudayaan visual di Indonesia. Didirikan pada tahun 1998 oleh Sunaryo, dengan arahan dan dukungan dari Yayasan Selasar Sunaryo, fokus utama SSAS adalah pada program dan kegiatan seni rupa kontemporer yang berorientasi pada edukasi publik, melalui pameran koleksi tetap, juga pameran-pameran tunggal atau bersama yang menampilkan karya-karya para seniman muda dan senior, dari Indonesia maupun mancanegara. Taipei Contemporary Art Center (TCAC) adalah sebuah ruang seni independen yang didirikan oleh sekelompok seniman, kurator, kritikus, penulis, para sarjana dan peneliti Taiwan. TCAC merupakan platform terbuka bagi, pementasan, pertukaran, dan penciptaan, juga program berbagi lainnya. Nilai utama dan misi dari TCAC adalah untuk menciptakan ruang publik yang kritis, mempromosikan pertukaran internasional dan menyediakan keragaman kemungkinan eksperimen seni dan program pembelajaran.
"Prosesnya dimulai pada 2019. Rencana awalnya berupa upaya mengimbangi percepatan penciptaan pameran-pameran kontemporer dengan proposal yang tidak terfokus pada bentuk kegiatan pameran. Strateginya, mengupayakan sikap saling memahami secara mendalam antara pihak penyelenggara dan para seniman, tentang wilayah praktik masing-masing, melalui rangkaian lokakarya diskursif. Namun, program perjalanan lintas bangsa kemudian terhalangi oleh krisis pandemik COVID-19, maka rencana berubah. The Turn of the Fifth Age menjadi sebuah program pameran berpijak pada rangkaian diskusi, serta korespondensi panjang antara pihak Taipei dan Bandung, yang dilakukan selama masa krisis pandemik. Para kurator dan manajer dari kedua belah pihak bekerja sama dengan para seniman yang telah sepakat terlibat dalam proposal ini."
Kemudian muncul kesadaran bahwa situasi yang dialami bersama saat mengembangkan pameran ini, bersesuaian dengan esai Margaret Atwood berjudul Time Capsule Found on the Dead Planet (Tentang Penemuan Kapsul Waktu di Sebuah Planet yang Mati). Esai tersebut ditulis untuk jurnal The Guardian sebagai bentuk dukungan kepada 10:10, kampanye untuk perubahan iklim, yang mendahului Konferensi Perubahan Iklim di Copenhagen 2009. Atwood pada esai tersebut memaparkan 4 era yang menyimbolkan perubahan gradual dari peradaban. Era ke-5 adalah dunia pasca kemusnahan apokaliptik. Inilah alasan dari pemilihan judul pameran The Turn of the Fifth Age.
Banyak seniman dalam pameran ini berbagi kajian dan kepedulian mereka atas isu-isu ekologi, bagi manusia juga makhluk non-manusia, sebagai upaya untuk mengurangi dominasi pandangan biner ala manusia. Mungkinkah spekulasi artistik dan imajinasi kreatif berdampak pada arah yang tengah dituju dunia kita? Bisakah sebuah pameran seni menjadi serupa ramalan atau metoda untuk membaca masa depan?
Kurator
Esther Lu, Heru Hikayat, Shih-Yu Hsu
Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:
Adytria Negara
Program Manager
+62 851-9500-4505