Setelah malang melintang di industri fotografi, Iswanto Soerjanto kini beralih ke fotografi seni. Lima tahun terakhir, dirinya banyak bekerja di kamar gelap untuk memproduksi karya seni bermaterial kertas sensitif cahaya, dengan formulasi obat-obat kimia, tanpa lagi menggunakan kamera dan lensa.
Rupa yang dihasilkan dari cahaya dan senyawa kimia tersebut menghasilkan apa yang disebut Wil-liam Henry Fox Talbot sebagai ‘photogenic drawing’, untuk menyebut karya- karya cetak yang mengekspos objek nyata pada kertas sensitif cahaya secara langsung dan menciptakan citra yang tak berkisah. Karya-karya Iswanto menggunakan teknik photogram, chemigram dan cyanotipe dan menghasilkan corak rupa abstrak.
"Praktik Iswanto terasa berseberangan dengan banyaknya ‘kemudahan’ fotografi hari ini. Iswanto melihat lagi sejarah, esensi dan metoda awal fo-tografi dalam proses cetak foto."
Iswanto Soerjanto adalah seorang seniman fotografi yang belajar secara akademik di Brooks Insti-tute of Photography, Santa Barbara, California pada 1988. Sejak 1990 ia bekerja secara profesional sebagai advertisement photographer. Ia juga sempat mengajar fotografi di Akademi Desain Visi Yogyakarta (ADVY), Yogyakarta dan beberapa sekolah desain dan seni di Jakarta. Sejumlah pameran bersama yang pernah diikuti antara lain: “INSPIRATION”, Jakarta (1993), “PHOTOMORGA-NA”, Jakarta (1996), “Beyond Photography”, Ciputra Artpreneur Gallery, Jakarta (2011), “Why We Do What We are Doing”, Mizuma Gallery, Singapore (2016).
Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:
Adytria Negara
Program Manager
+62 851-9500-4505