top of page
Pameran ini ingin menunjukkan pendekatan khusus Toni Kanwa Adikusumah terhadap material meteorit. Patung-patung manusia bergaya primitif Toni Kanwa biasanya dibuat dengan material kayu, mewadahi metode penciptaan yang khas. Kayu adalah material yang dapat “langsung” menerima sentuhan artistik sebagai wahana ataupun konsekuensi dari proses “pencarian” spiritual sang seniman. Meteorit, sebagai material logam, membutuhkan penanganan yang lebih kompleks yang melalui beberapa tahapan.
"Kanwa memahami bahwa benda-benda seni dalam masyarakat suku atau akar tradisi hadir dalam bentuk-bentuk yang sederhana dan sarat akan abstraksi (penyederhanaan) bentuk makhluk hidup, terutama manusia."
Ia menyadari bahwa benda seni bukan dinilai dari keindahan bentuknya, melainkan dari fungsinya dalam menghadirkan tenaga spiritual yang transenden. Seni kemudian menjadi sarana penyatuan manusia dengan daya-daya kosmik alam semesta. Kanwa pun meneladani penciptaan benda-benda seni ritual dalam kekaryaannya, yang tidak hanya hadir dalam bentuk-bentuk primitif pada patungnya. Ia pun menstimulasi dirinya dalam proses penyatuan dengan kosmik.
Kanwa melakukan serangkaian ritual demi mempersiapkan diri untuk berkarya. Ia memilih sebuah istilah yakni “latihan kejiwaan”. Dan latihan itu menuntunnya kepada sebuah kedamaian.
Latihan kejiwaan Kanwa biasanya dilakukan dengan metode yang terbuka dan fleksibel. Dengan hadir dan berdiri di tengah alam Toni bisanya merentangkan tangan, menengadahkan muka dan memejamkan mata. Lama berdiam dengan posisi seperti itu Kanwa biasanya mencapai tahapan fokus namun jauh dari hasrat dan keinginan. Posisi fokus ini berbeda posisi trans saat seseorang mengalami ketidaksadaran. Saat itu seluruh indera Kanwa bekerja lebih peka dari biasanya. Dan saat itulah biasanya Toni mulai berkarya.
Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:
Adytria Negara
Program Manager
+62 851-9500-4505
bottom of page