top of page

Menghadapi Stigma Mooi Indie

10 – 26
November 2017

Bale Tonggoh,
Selasar Sunaryo Art Space

Pameran Tunggal Bunawijaya dilengkapi dengan karya interaktif oleh Eldwin Pradipta
07.jpg

Pameran Bunawijaya ini disusun sebagai pameran keliling (touring exhibition) yang berjalan dari Selasar Sunaryo Art Space (SSAS), Bandung (November 2017) ke Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (Desember 2017).

"Kehadiran Bunawijaya di dunia seni rupa menjadi fenomenal, karena ia harus menghadapi pandangan yang melihat lukisan pemandangan alam sebagai lukisan ketinggalan zaman. Musababnya, seni lukis pemandangan alam sudah sejak lama ditinggalkan. Pada perkembangan seni rupa Indonesia pada awal abad ke-20, lukisan pemandangan alam dijuluki lukisan mooi Indie (Hindia molek) untuk sekadar memenuhi kebutuhan orang-orang Belanda membawa pulang kenangan tentang keindahan Hindia Belanda."
topi naga - 2017.jpg
Praktik seni lukis pemandangan alam Bunawijaya juga harus menghadapi stigma sinis dengan dijuluki sebagai Mooi Indië. Sejak 1930-an istilah Mooi Indië disebut hanya menghadirkan pemandangan indah panorama alam Indonesia untuk dikenang oleh orang-orang Belanda. Lebih dari itu Mooi Indië mencerminkan praktik seni lukis kolonial yang bertentangan dengan spirit seni lukis modern Indonesia.
Melalui pameran ini Bunawijaya menunjukkan eksistensi langgam lukisan pemandangan alam yang sebenarnya tidak selalu berkaitan dengan stigma Mooi Indië. Pameran ini disusun sebagai pameran keliling yang dimulai dari SSAS, Bandung kemudian ke Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Pameran ini juga menghadirkan sebuah karya proyeksi video seniman muda Eldwin Pradipta sebagai hasil interaksinya dengan karya Bunawijaya.

 

 

Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:

Adytria Negara

Program Manager

program@selasarsunaryo.com

+62 851-9500-4505

bottom of page