top of page
Karya-karya Arin terkait dengan obsesinya terhadap seni lukis. Tapi obsesi itu tidak berdampak pada suatu fanatisme atau sikap patuh pada definisi dan konvensi lukisan; alih-alih, malah melahirkan kegelisahan, pertanyaan dan pengingkaran terhadap konvensi-konvensinya. Bagi Arin pertanyaan ‘apa itu lukisan?’ dan ‘mengapa melukis?’ menjadi lebih mendesak dijawab ketimbang ‘apa yang harus dilukiskan?’
"Seperti sebelumnya, Arin masih ‘melukis’ dengan resin, dengan cipratan, tetesan, lelehan dan sapuan warna-warna dalam variasi komposisi yang dinamis maupun statis. Bidang-bidang resin Arin berbentuk persegi dan bundar yang memantulkan bayangan samar-samar wajah kita saat menatap mereka. Kepresisian, kehalusan dan ‘kesan sempurnanya’, mungkin mengingatkan kita pada objek-objek buatan pabrik. Dengan idiom visual yang menyerupai lukisan, karya-karya ini seperti tengah mempertanyakan: Sejauh mana sebuah ‘benda’ dapat disebut sebagai lukisan?"
Karya-karya dalam pameran ini juga berhubungan dengan pertanyaan Arin tentang materialitas warna: Adakah warna secara fisik ‘menempel’ pada setiap hal yang kita lihat setiap harinya, ataukah ia hanyalah pantulan spektrum cahaya yang berinteraksi dengan sensor-sensor pada mata dan otak kita? Kali ini Arin menampilkan warna-warna baru: warna-warna logam – serupa emas, kuningan dan tembaga – yang terinspirasi dari spektrum warna-warna pada debu vulkanik. Judul pameran ini, karat, diadopsi dari istilah internasional yang digunakan untuk mengukur kemurnian campuran emas.”
Arin Dwihartanto Sunaryo lahir di Bandung, Indonesia, 1978. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana seni rupa di Institut Teknologi Bandung, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Studio Seni Lukis pada tahun 2001. Ia meraih gelar pasca-sarjana (MFA) di Central Saint Martin’s College of Art & Design, London, Inggris pada 2006. Arin aktif sebagai seniman sejak tahun 2000. Ia telah beberapa kali berpameran tunggal antara lain “Ashfall”, Equator Art Projects, Singapura (2013); “Frozen | Stratum”, Nadi Gallery, Jakarta (2013); “Fluid Friction”, Sigi Arts, Jakarta (2010) dan “Unstable Ground”, Toni Heath Gallery, London, Inggris (2006). Arin juga berpartisipasi dalam pameran bersama, antara lain “Sip! Indonesian Art Today”, ARNDT Singapore & Berlin (2013); “No Country: Contemporary Art from South and Southeast Asia”, Solomon R. Guggenheim Museum, New York, Amerika Serikat (2013); dan lain-lain.
Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:
Adytria Negara
Program Manager
+62 851-9500-4505
bottom of page