top of page
Sejak beberapa bulan lalu, Hedi Soetardja telah “menulis” di atas kanvas. Aksara-aksara yang Hedi tulis seringkali tak terbaca, karena upaya menulisnya tersaingi oleh upaya mencoretkan garis-garis yang spontan dan ekspresif dan menutup bidang kanvas dengan sapuan-sapuan warna. Praktik menulis (menerakan informasi) dalam melukis Hedi diikuti dengan praktik menghapus tulisan secara berulang-ulang. Jika praktik menulis disetarakan dengan berbicara, Hedi ibarat bergumam.
"Hedi sempat menyatakan bahwa praktik melukisnya adalah konsekuensi tarik-menarik antara logika dan intuisi. Situasi tersebut terus ia alami setiap melukis dan ia tidak bisa mengambil kendali sepenuhnya dan malah justru bisa takluk atau pasrah di antara dua tarikan tersebut. Di sisi lain pelonggaran kendali itu sebenarnya bagian dari kendali juga."
Sampai di sini kita dapat memahami bahwa penciptaan lukisan-lukisan Hedi mengambil teladan dari penciptaan seni lukis kaligrafi dan di saat sama mendayagunakan watak-watak gestural dalam seni lukis abstrak.
Meskipun hadir seperti gumam yang minim informasi, aksara-aksara dalam lukisan Hedi melampaui makna literernya, karena mereka hadir sebagai kualitas rupa. Sapuan-sapuan warna dalam lukisan- lukisannya juga memberi lapisan makna yang lain. Seabstrak apapun, setiap lukisan tetap memancarkan informasi melalui unsur rupa, begitupun dengan lukisan-lukisan Hedi Soetardja.
Kurator: Chabib Duta Hapsoro
Mentor: Sunaryo
Pembukaan Pameran
Dibuka oleh Natasha Sidharta Jumat, 23 Maret 2018
17.00 WIB | Bale Tonggoh
Tur Pameran
Bersama Hedi Soetardja & Chabib Duta Hapsoro
Tiap Sabtu & Minggu
14.00 WIB | Bale Tonggoh
Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi:
Adytria Negara
Program Manager
+62 851-9500-4505
bottom of page