Julian Sihombing: reMASTERed Edition |
“Julian Sihombing: reMASTERed Edition” Pembukaan
Goethe-Institut Indonesien dan Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA)
bekerja sama dengan Bale Tonggoh - Selasar Sunaryo Art Space (SSAS)
mempersembahkan pameran foto dan peluncuran buku kompilasi foto karya
Julian Sihombing (Alm) dengan tajuk “Julian Sihombing: reMASTERed
Edition”.
[…] Julian Sihombing adalah pewarta foto paling berpengaruh dalam belantara fotografi jurnalistik Indonesia setelah angkatan mendiang Ed Zoelverdi yang membangun citra fotografi di majalah Tempo dan Kartono Ryadi, editor foto Kompas yang meletakkan cita rasa tinggi pada fotografi jurnalistik harian nasional itu. Medio Oktober 2012 kemarin, Julian pergi menyusul para seniornya di savana keabadian di keheningan sana. Dalam meniti karirnya Julian memancarkan semangat seperti serigala penyendiri, lonely wolf, yang menggunakan segala daya jelajah jurnalisme, estitika, referensi fotografi yang mumpuni dan berciri humanistik, untuk mewartakan berita foto yang bagi dia wajib disajikan secara istimewa pada sidang pembaca yang seyogyanya memang harus diagungkan. Sayang, hidup Julian terbilang singkat, namun dia layak di sebut sebagai pewarta foto terbaik milik bangsa ini pada jamannya. Fotografi jurnalistik adalah profesi mandiri yang barometernya adalah pencapaian dari karya itu sendiri. Julian sangat berhasrat untuk menampilkan karya-karya fotografi jurnalistik berkwalitas yang dilakukan oleh pewarta-pewarta foto berkarakter. Demi keinginannya yang tulus atas sajian yang cerdas dan bermartabat bagi fotografi jurnalistik Indonesia itu, maka Galeri Foto Jurnalistik Antara dan sahabat-sahabat dekat Julian berikhtiar untuk mencoba meneruskan cita-cita dan merawat jiwa profesionalisme seperti yang diharapkannya. Upaya yang ditempuh adalah dengan menerbitkan buku foto kedua Julian seperti yang highlight-nya dipamerkan dalam pameran ini. Buku fotografi kedua Julian ini berisi himpunan imajinya yang bersifat lebih personal. Materinya tak lagi melulu mengacu pada karya spot dan foto berita fitur seperti dalam buku ”Split Moment, Split Second” yang diabadikannya semasa aktif di lapangan menjadi kuli citra di Kompas. Meskipun demikian, ”Split Moment, Split Second” tetap menjadi landasan jurnalistik Julian kepada bentuk dan konsep fotografi selanjutnya. Foto ikon peristiwa Trisakti Julian yang diabadikan Julian pada 12 Mei 1998, ditampilkan sebagai pondasi. Karenanya untuk pertama kalinya foto ikon tersebut disajikan pada publik lengkap dengan imaji dan rangkaian lima negatif yang menyertai terciptanya momentum dalam foto tersebut. Lalu, baiklah, dari sana kita menikmati karya-karya personalnya. Bertajuk Julian Sihombing: Remastered Edition, buku foto yang diterbitkan pada 15 Januari 2013 (tepat pada ulangnya yang ke 54) diharapkan akan menjadi awal dari penerbitan serial Remastered Edition. Itu sebabnya panitia penerbitan buku memutuskan seluruh hasil penjualan dan lelang buku dari acara ini akan dialirkan sebagai modal awal dari penerbitan ini agar kesinambungan serial Remastered Edition dapat melanjutkan misinya dengan independen demi khasanah referensi dan pustaka fotografi jurnalistik kita yang masih langka. Sejumlah maestro fotografi Indonesia yang telah mendahului kita seperti Mendur Bersaudara, Ed Zoelverdi dan Kartono Ryadi adalah figur penting. Karya-karya mereka wajib diabadikan dalam suatu penerbitan buku foto yang layak, sehingga patut memperoleh tempat yang sangat terhormat untuk disimak dan dianalisis. Untuk itu semua, demi fotografi jurnalistik Indonesia, marilah segenap kita yang hadir, menyambut perhelatan ini dengan kebahagiaan jiwa pada sebentuk pencerahan kreatif yang hakiki. Merayakan hidup Julian yang akan terus menyekar dalam jiwa, dimana karya-karya abadinya akan selalu hadir dan menjadi suluh bagi kemajemukan kita dan terus menyala sebagai obor kreativitas bagi generasi demi generasi mendatang. Happy Birthday Mr. Lone-Wolf. Semua Kami mencintaimu, selamanya […] Oscar Motuloh (Kurator Pameran)
|