Pameran Karya Koleksi Selasar Sunaryo Art Space

Juni - September 2011

Ruang B & Ruang Sayap

 

Menampilkan karya-karya:

Arin Dwihartanto, Hendrawan Riyanto, Beatrix Hendriani Kaswara, Srihadi Soedarsono, Gatot Pujiarto, Hanafi, Siswadi Joko, Popo Iskandar, T. Sutanto, Gordon Walters, Umi Dachlan, A.D. Pirous, I. Made Wiguna Valasara, Haryadi Suadi, Rita Widagdo, Isa Perkasa, Tisna Sanjaya, Irman A. Rahman, Sanchia Hamidjaja, Amrizal Salayan, Mochtar Apin,  Ahmad Sadali 

Sejak tahun 2000, Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) mulai menjalankan program pameran-pameran dengan pendekatan kuratorial yang khusus. Selain itu,  diselenggarakan pula pameran koleksi tetap.. Koleksi SSAS terdiri dari lukisan, cetak grafis, gambar (drawing), keramik, patung, instalasi dan fotografi Karya-karya tersebut merupakan koleksi pribadi dari Sunaryo yang mulai dikumpulkannya sejak tahun 1974 dan dihibahkan kepada Yayasan Selasar Sunaryo, di samping karya-karya donasi dari para seniman yang pernah berpameran di SSAS.

Karya-karya koleksi SSAS memiliki keragaman medium dan tema. Seleksi kali ini menampillkan karya koleksi yang menggambarkan perkembangan seni rupa Indonesia dan Bandung khususnya. Karya-karya perupa senior seperti Ahmad Sadali, A.D. Pirous, Srihadi Soedarsono, Mochtar Apin, Rita Widagdo dan Umi Dachlan menandai era seni rupa modern yang pernah berkembang sebagai Mazhab Bandung (Bandung School). Beberapa diantara karya-karya ini mewakili puncak pencapaian estetik para perupa senior tersebut. Dalam seleksi ini juga ditampilkan beberapa karya cetak grafis Hariyadi Suadi, T. Sutanto dan Tisna Sanjaya.

Sepilihan koleksi ini juga menampilkan perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia yang memiliki beragam tema dan kecenderungan. Karya-karya Arin Dwihartanto dan Isa Perkasa mewakili respon seniman-seniman ini pada situasi sosial politik di Indonesia yang karut marut. Sementara karya I Made Wiguna Valasara dan Irman A. Rahman menampilkan pengolahan aspek-aspek formalistik. SSAS juga mengoleksi karya-karya Hanafi dan Gatot Pujiarto, sebagai seniman yang mengolah aspek-aspek intuisi manusia.

Dalam koleksi SSAS, karya-karya Amrizal Salayan dan Hendrawan Riyanto mewakili eksplorasi artistik dengan tema-tema transendental. Karya Beatrix Hendriani Kaswara ditampilkan sebagai sampel kecenderungan realisme baru yang muncul di Bandung pasca 2000-an. Sedangkan karya Sanchia Hamidjaja memperlihatkan ekspresi seni rupa yang bertransformasi dengan ekspresi kebudayaan pop seperti komik dan kartun.

Keragaman kecenderungan dalam koleksi SSAS mencerminkan sikap dan visi SSAS, yang harus tetap fleksibel dalam menyikapi arus perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia, di tengah arus globalisasi informasi yang tak terhindarkan.