NFTA - Non Full Time Artist; SUB/STREAMS; Sub/luminaries; Floating in Space; I Don't Like Nostalgia Unless its Mine; The Floating Mass; The Aesthetics of Our Daily Life; Unbearble Coolness of the Youth; Vice Versa. Exhibition
November 7 - 30, 2008
Opening
Friday, November 7, 2008 | 7.00 pm
at Kopi Selasar Plaza, Selasar Sunaryo Art Space
Officiated by Ade Darmawan Presenting artworks from "part-time artists' -- fashion designer,
industrial and interior designer, musician, music critics,and magazine
editor--. who explore personal expression out of today's industrial and
capitalized world.
The Artists :
Anugerah Pratama, Arian13, Baihaqi
Hasan, David St. Tarigan, Dewi Aditia, Duto Hardono, R. Yuki Agriardi, Satria NB, Sir Dandy, Syagini Ratnawulan, Unkl D.
Curated by Agung Hujatnikajennong
Venue : Wing Gallery and Gallery B
Curatorial Notes
“UNTITLED”
Dalam dunia modern, prinsip otonomi seni sebagai suatu ideologi—ditambah lagi dengan tuntutan hidup masyarakat kapitalis—telah menciptakan kesenjangan dan marjinalisasi di antara para praktisi seni.
Sebagai sebuah kategori sosial, istilah ‘seniman’ atau ‘perupa’ hanya identik dengan orang-orang yang memiliki dan menerapkan kecakapan dan pengetahuan khusus, yakni seni rupa saja. Sementara, praktisi seni rupa yang juga melakukan dan menekuni pekerjaan “non-seni rupa” seringkali dianggap “bukan seniman”, atau “seniman yang tidak serius”, dan oleh karena itu seringkali menempati posisi yang inferior di mata kritikus, kurator maupun institusi seni.
Hari-hari ini istilah “seniman” (artist) atau “perupa” (visual artist) di Indonesia menjadi semakin bergengsi karena perkembangan aspek-aspek ekonomi seni yang turut membentuk persepsi umum tentang seniman sebagai kategori keprofesian yang mapan. Sebagai salah satu dampak dari hal itu, pencapaian artistik seseorang kemudian seringkali hanya diukur dari reputasi dan profesinya sebagai ‘seniman full-time’. Padahal, dalam kenyataan, tak sedikit praktisi seni di Indonesia yang bekerja di bidang ‘non-seni rupa’ menghasilkan karya-karya yang menarik.
Pameran ini menampilkan karya-karya para seniman “paruh-waktu”—desainer fesyen dan interior, musisi, kritikus musik, editor majalah—yang kali ini berupaya menjelajahi berbagai kemungkinan ekspresi personal untuk keluar dari rutinitas dunia industri. Bukan kebetulan, pameran ini juga memilih beberapa seniman yang memainkan peran penting dalam perkembangan budaya populer maupun sub-kultur urban di Bandung pada akhir 90-an.
Karya-karya yang tampil dalam pamerna ini memperlihatkan pendekatan terhadap praktik seni yang cenderung tidak berjarak dengan kehidupan sehari-hari, sekaligus merepresentasikan gambaran kehidupan ‘seniman-seniman urban’ yang mempraktikkan seni secara santai dan bebas, tanpa beban. Judul ‘untitled’ yang dipilih kali ini menunjukkan upaya untuk melepaskan diri dari berbagai klaim tentang kategori seni dan posisi mereka dalam kancah seni rupa di Indonesia. Agung Hujatnikajennong
Exhibition Curator
Exhibition Display & Opening
|