Maharani Mancanagara
Selasar Sunaryo Art Space- JUDUL
(After) a Myth or Not
- MEDIUM
Drawing and assemblage, bamboo installation
- DIMENSI
247 x 450 x 200 cm
- DATE
2017
- KONSEP KARYA
Indonesia, merupakan negeri yang memiliki banyak pahlawan dan manusia-manusia unik yang terlibat dalam usaha merebut kemerdekaan. Ragam cerita dan kisah seputar perjuangan menghalau penjajah dari nusantara, terkadang diluar logika sehat. Bentuk cerita dan kisah aksi mereka di medan perang gerilya sungguh berbeda dengan aksi gerilyawan di tempat lain. Salah satu babak perjuangan yang menjadi ikon identitas perang kemerdekaan adalah penggunaan bambu runcing sebagai senjata perang melawan penjajah yang lengkap dengan persenjataan mutakhir kala itu.
Bambu runcing atau Pring Lancip, konon disebut sebagai senjata leluhur yang digunakan para pejuang kemerdekaan untuk bertarung melawan penjajah. Jenis bambu yang digunakan yaitu bambu haur kuning, yang konon dipercaya sebagai penolak bala, dan anti ilmu hitam. Dalam pembuatannya, bambu diukur sekitar 2 meter, kemudian diruncingkan bagian ujungnya, diolesi minyak dan bagian ujungnya dibakar dengan rempah- rempah Indonesia sambil diucapkan mantra keselamatan sebagai doa pengiring bambu tersebut. Pejuang yang ingin berperang menggunakan bambu runcing pun harus mengikuti ritual supaya kebal penyakit dan kuat menghadapi penjajah di segala cuaca.
Melalui karya ini, saya mencoba menterjemahkan mitos yang berkembang mengenai bambu runcing dan menyandingkan dengan hipotesa logis mengenai mitos yang berkembang di masyarakat. Mengadopsi karya Mella Jaarsma yang berjudul A Myth or Not, melengkapi glorifikasi sejarah nasional yang dibangun Orde Baru bahwa merebut dan mempertahankan kemerdekaan seolah hanya melalui perjuangan bersenjata.