Haikal Azizi

  • JUDUL

    Lagu untuk Pohon Kamboja

  • MEDIUM

    Site Specific Installation

  • DIMENSI

    Variable Dimension

  • DATE

    2017

  • KONSEP KARYA

    Kata kunci yang diberikan Yacobus Ari Respati waktu menghubungi saya perihal tema pameran adalah “pengalaman estetik yang paling pertama dan paling berkesan” bagi saya, lantas yang langsung terpikirkan oleh saya adalah pengalaman pertama berkunjung ke selasar sunaryo. Kunjungan pertama ini terjadi pada tahun 2007, tepatnya di pembukaan pameran sejumlah pelukis bertajuk “Surfacial”. Kala itu, meskipun karya-karya yang dipamerkan pun menarik tetapi yang lebih berbekas pada saya adalah Selasar Sunaryo sebagai sebuah ruang itu sendiri.

    Bunyi tidak bisa dipisahkan dengan ruang karena keberadaannya akan selalu mengisi dan berinteraksi dengan ruang. Kaitannya dengan Selasar, elemen yang paling menarik bagi saya adalah bagaimana Selasar Sunaryo berbagi ruang dengan alam sekitar, ruang terbuka di Selasar bagi saya hadir lebih dominan daripada ruang pamernya yang tertutup. Ruang terbuka tersebut menghadirkan irisan antara konstruksi yang dibangun manusia dan alam sekitarnya. di sisi lain, ruang terbuka tersebut juga menawarkan kemungkinan untuk bermain dengan apa yang seni dan apa yang bukan. Karya saya pada pameran ini mencoba menilik pada irisan-irisan tersebut; apa-apa yang dikonstruksi manusia dan apa yang tidak bisa manusia kendalikan (alam), juga manipulasi manusia untuk mengendalikan apa yang tidak bisa dikendalikan tersebut. Saya secara spesifik memilih satu spot mungil tepat di pintu keluar ruang B dimana terdapat sebuah pohon kamboja yang berbagi ruang dengan bangunan Selasar. Kehadiran pohon tersebut amat puitik dan merepresentasikan estetika Pak Sunaryo, juga representatif dengan pandangan saya soal irisan-irisan tersebut.